Setiap pribadi kita mengharapkan keluarga bahagia, kesehatan dan kecukupan, serta pasangan dan anak-anak yang shalih / shalihah. Itu adalah hal yang sangat alamiah adanya. Siapapun dapat mengharapkannya. Realitanya, tidak semua pribadi dapat dengan mudah menjalani proses untuk mewujudkannya.
Keeluarga yang bahagia, pasangan yang shalih/shalihah hanya dapat diraih ketika hidup kita bersandarkan nilai-nilai Al-Quran. Bahwa Al-Quran tidak hanya dibaca dan dihafal, namun juga diterapkan dalam kehidupan nyata. Prosesnya memang tidak instan, tapi kita dapat mengupayakannya secara bertahap dan berkelanjutan.
Sebagai keluarga beriman, kita punya tanggung jawab lebih lagi untuk menyiapkan anak-anak kita agar menjadi generasi yang baik, shalih, berdaya guna bagi sesama, serta berpegang teguh pada agama dan menjalankannya dengan seksama. Jangan sampai kita membiarkan anak-anak kita hampa tanpa bekal perjalanan, sehingga mengakibatkan teersesat tanpa pedoman.
Oleh karena itu, sebaik-baik warisan yang kita tinggalkan untuk anak kita adalah Al-Quran. Namun bukan Al-Quran secara fisik semata, lebih dari itu adalah mewariskan pemahaman dan kecintaan pada Al-Quran. Sehingga anak-anak kita memiliki keterikatan yang kuat dan keebutuhan jiwa terhadapnya.
Beragam upaya membangun kecintaan pada Al-Quran dalam jiwa anak-anak harus kita bangun seejak dini usia mereka. Secara alamiah dan tanpa membuat mereka berat dan terkekang. Bahkan hal tersebut dapat diupayakan sejak mereka janin dalam kandungan, dengan sering mempeerdengarkan bacaan Al-Quran yang dibacakan orangtuanya. Terlebih lagi setelah mereka terlahir ke dunia.
Selanjutnya, mereka akan belajar dari orang-orang di sekitar bagaimana cara beribadah dan bermuamalah dengan sesama. Di sini mereka akan belajar dari lingkungan tempat mereka berada. Lingkungan terdekat adalah rumah, tempat tinggal bersama orang tua. Di sana mereka mengenal kasih sayang, penghormatan, kesabaran, ketegasan, kebersamaan, keta’aatan, dan lain sebagainya.
Seiring dengan usia mereka yang terus bertambah, kebutuhan mereka akan ilmu dan pengetahuan bertambah pula. Ilmu mengenal Penciptaya, kewajiban terhadap-Nya. Ilmu mengenai agama dan beragai kewajiban yang harus dijalankannya, dan lain sebagainya. Sebagai orang tua, kita punya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sini masalah mulai muncul, dapatkah kita memenuhi kebutuhan anak tersebut? Sementara kita juga kadang tersibukan dengan aktivitas mencari nafkah dan alasan lain sebagainya.
Oleh karena itu, jika kondisinya demikian, maka kewajiban orang tua adalah mencarikan dan memberikan guru terbaik bagi anak-anaknya, entah itu bersifat personal atau institusional berupa lembaga pendidikan. Keberadaan guru dan lembaga pendidikan menjadi mitra terbaik bagi orang tua dalam mendampingi dan mengantarkan anak-anak kita menuju pribadi shalih, mulia dan bertakwa. Semoga.