Dalam proses pendidikan anak, baik di rumah maupun sekolah, ada kalanya orang tua maupun guru tak sabaran melihat progress dan hasil didikan yang belum signifikan. Dalam kasus yang lebih parah, orang tua atau guru terkadang marah-marah dan menampakkan kekesalannya pada anak didik. Mereka merasa sudah maksimal memberikan pengajaran, namun anak dinilai belum banyak mengalami perubahan. Entah itu pada sisi kognitif, afektif maupun emosionalnya.
Sebagai pendidik, orang tua dan guru seyogyanya sangat memahami bahwa setiap anak didik memiliki kemampuan serta potensi dominan yang bereda. Tidak bisa semua anak didik kita pukul rata untuk dapat mencapai progress tertentu. Tidak benar jika kita mengharapkan perubahan mereka secepat dan semudah membalikan tangan.
Mendidik itu tidak mendadak. Tidak asal-asalan. Ada perencaan yang baik, sesederhana apapun itu. Butuh energi dan kesabaran yang panjang untuk melakukannya. Tidak tergesa-gesa untuk bisa segera melihat hasilnya. Tugas pendidik cukup memastikan ilmu yang disampaikan adalah baik dan benar, disampaikan dengan cara yang baik dan tepat, lalu mengevaluasi namun bukan menghakimi.
Pendidikan hakiki sejatinya bukan sekedar transformasi informasi, namun juga proses pembiasaan untuk melakukan (mengamalkan) hingga menjadi sebuah kebiasaan dan karakter yang melekat kuat. Dalam prosesnya, terkadang dibutuhkan ketegasan guru di samping kelembutannya menyampaikan ilmu. Pendidik adalah mursyid (pembimbing) yang dengan sepenuh hati menuntun binaannya, mendiagnosa sakitnya, lalu memberikan terapi yang tepat untuk pengobatannya.
Pendidik yang baik, orang tua maupun guru, tidak akan memberikan label buruk pada anak didiknya. Semisal label anak nakal, anak bandel, anak bodoh, dan lain sebagainya. Karena pendidik yang baik sangat meyakini bahwa label dan panggilan adalah do’a yang terucap, sehingga mereka akan memastikan apa yang diucapkannya adalah do’a-do’a kebaikan dan keberhasilan.
Adapun progress anak didik yang belum sesuai harapan hanya masalah waktu saja. Mereka optimis bahwa pada saatnya, dengan izin Allah Swt., mereka akan mampu mencapainya, menjadi anak-anak terbaik yang membahagiakan orang tua dan gurunya, serta bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.