Kata “Adab” merupakan serapan dari bahasa Arab yang sudah dapat dipahami dalam keseharian kita. Secara sederhana, adab dapat dimaknai seperti akhlak yang juga sama-sama serapan dari bahasa yang sama. Sekalipun pada keduanya terdapat perbedaan spesifik tentunya. Dalam bahasa kita, kedua kata tersebut sering diterjemahkan dengan prilaku atau moral. Dalam realita kehidupan, kita dapati ada prilaku yang baik dan ada yang buruk.
Sebagai orang tua, tentu kita berharap anak-anak meemiliki akhlak yang baik, menjunjung tinggi adab-adab Islami dan norma mulia di masyarakat. Menyejukkan hati dan mata, membahagiakan diri dan keluarga. Semoga Allah Swt. menghindarkan anak-anak kita dari prilaku tercela.
Memiliki anak-anak yang shalih/shalihah dan beradab mulia tidak instan begitu saja. Sebagai ikhtiar manusia, ada proses dan tahapan yang harus ditempuh orang tua untuk mempersiapkannya. Lebih baik lagi jika dimulai sejak usia dini mereka, pada masa keemasan mereka berada, lalu berlanjut sesuai tahapan usia dan perkembangannya.
Menyemai adab mulia pada anak sejak dini dapat kita mulai dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan keluarga. Mulai dalam cara interkasi dengan mereka, berkomunikasi, pemilihan kata, ragam ekspresi yang dihadirkan, hingga adab-adab dari agama yang dilakukan dalam setiap ragam kesempatan. Misalnya adab makan dan minum, masuk dan keluar wc, tidur dan bangun tidur, bersin, bertemu sesama, dan lain seagainya. Intinya, pada masa ini mereka membutuhkan keteladan dari orang tuanya. Penting diingat, anak-anak adalah peniru ulung orang tuanya.
Saat mereka tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi adab dan akhlak mulia, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat (teman bermain), insya Allah mereka akan memiliki kebiasaan dan karakter positif yang kuat dan mewarnai jiwa mereka. Kapan pun dan di manapun nanti berada, mereka akan dapat mengendalikan diri dan menyesuaikan tanpa harus mengotori jiwa dan berbenturan dengan lingkungan.
Adab mulia begitu berharga. Ajarkan adab pada anak-anak sebelum kita mengajarkan ilmu-ilmu lain pada mereka. Begitulah para ulama dulu mengajarkan kepada kita. Membina dan menempa mereka sejak dini jauh lebih mudah daripada setelah mereka nanti dewasa. Ibarat sebatang benih pohon, jika bengkok batangnya, maka relative lebih mudah meluruskannya, karena batangnya masih kecil. Berbeda jika batangnya sudah besar dan kuat, sangat susah bahkan mungkin sulit untuk meluruskannya. Maka, mari segera semai adab mulia pada buah hati selagi usia mereka masih dini.