Press "Enter" to skip to content

Semai Cinta Dalam Diri Anak

0

Anak-anak kita dengan segala perkembangannya bagai media tanam bagi benih-benih tumbuhan. Benih apapun bisa kita tanam di sana. Jika benih-benih kebaikan yang kita semai, maka kebaikan pula yang akan tumbuh di atasnya, untuk kemudian kita merawat dan menjaganya dengan seksama. Begitu juga sebaliknya, jika benih keburukan yang tersemai, maka keburukan yang akan membuat jiwa gelap gulita, bagai kegelapan malam dalam rimba yang mencekam.

Dalam usianya yang masih dini, menjadi kesempatan berharga bagi orang tua untuk menyemai akhlak mulia, menanamkan cinta terhadap ragam kebaikan, serta mengajak untuk melakukannya walaupun tidak ideal dan sempurna. Cukup bagi mereka tahu bahwa orang tuanya biasa melakukan kebaikan ini dan itu.

Hal ini akan sangat efektif bagi anak-anak, karena mereka melihat keteladanan langsung dari orang tuanya sendiri. Mereka akan merekam kuat apa yang dilakukan orang tuanya tempo hari. Mungkin pernah tidak kita sadari, anak kita mengikuti dan memperagakan apa yang kita lakukan dengan segala kelucuan dan kekanak-kanakannya. Misalnya, saat kita shalat, anak kita ikut gerakan-gerakan shalat kita, namun tidak sampai tuntas dan sempurna.

Agar anak-anak mencintai kebaikan, maka hal penting pertama adalah orang tuanya sendiri harus mencintai dan melakukan kebaikan. Bagaimana mungkin anak akan mencintai kebaikan, sementara hal-hal yang ditampilkan orang tua di hadapannya adalah hal-hal keburukan. Setelah itu, ajak dan libatkan mereka dalam setiap kebaikan yang orang tua lakukan. Misalnya mengajak anak ke majelis ta’lim, shalat berjamaah ke masjid, menyimak tilawah Al-Quran, memasukkan infaq ke kotak amal, merapikan sandal, dan lain sebagainya.

Untuk semua itu, kita tidak menuntutnya melakukan dengan sempurna seperti halnya orang dewasa. Bisa jadi mereka hanya tertarik sesaat, lalu pergi lari-larian ke sana ke mari, kembali lagi mengikuti, atau bahkan tidak sama sekali. Tidak apa-apa, biarkan saja. Karena tujuan kita bukan menuntutnya melakukan sempurna, tapi mengenalkannya pada kebaikan dan agar dia mencintainya.

Bagi orang tua yang saat tiba kumandang adzan terbisa bersegara mengambil wudhu dan berangkat ke masjid, jangan heran bila tiba-tiba anak anda mengingatkan atau bahkan mengajak anda untuk bersegera wudhu lalu berangkat ke masjid. Ini fakta. Karena anak sudah memiliki nilai-nilai kebaikan yang terinstall dalam jiwanya, lalu menyadari apa yang harus dilakukannya, sebab dia sudah terbiasa melihat apa yang dilakukan orang tuanya.

Maka, tampilkan keteladan mulia di depan anak-anak kita. Ajak dan libatkan mereka dalam aktivitas kebaikan yang ada. Seiring waktu, mereka akan terbiasa dengan apa yang harus dilakukannya, karena mereka sudah mencintainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *